KUTAI TIMUR, 22 Desember 2025 – Pimpinan Pemuda Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam Dasar dan Diklat Dasar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Diklatsar KOKAM) sebagai upaya strategis mencetak kader berkualitas yang siap menghadapi tantangan zaman.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Ryan Riski Liansyah, S.T., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas organisasi, melainkan proses pembentukan karakter kader yang fundamental. “Baitul Arqam Dasar dan Diklatsar KOKAM merupakan ruh perkaderan Muhammadiyah, tempat menanamkan nilai-nilai keislaman, kemuhammadiyahan, dan kepemimpinan sebagai bekal perjuangan ke depan,” ujarnya saat membuka kegiatan.
Ryan menekankan tiga target utama yang diharapkan dari proses perkaderan ini. Pertama, melahirkan kader yang memahami dan mengamalkan nilai Islam berkemajuan. Kedua, membangun militansi dan loyalitas terhadap Muhammadiyah. Ketiga, menyiapkan kader yang siap menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha serta gerakan Persyarikatan.
“Sebagai Pemuda Muhammadiyah, kita dihadapkan pada tantangan zaman yang semakin kompleks. Melalui perkaderan ini, kami ingin melahirkan kader yang berakidah lurus, beribadah dengan benar, berakhlak mulia, serta memiliki semangat tajdid dan pengabdian kepada umat, bangsa, dan Persyarikatan,” tegasnya.
Kepada seluruh peserta, Ryan meminta agar mengikuti kegiatan dengan penuh kesungguhan. “Ikutilah kegiatan ini dengan disiplin dan penuh keikhlasan. Jadikan setiap materi, diskusi, dan proses pembinaan sebagai bekal untuk menguatkan jati diri kalian sebagai kader Pemuda Muhammadiyah,” pungkasnya.

Dispora Apresiasi Soliditas Pemuda Kutai Timur
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Timur, Basuki Isnawan, S.STP., M.Si., memberikan apresiasi tinggi terhadap soliditas pemuda Kutai Timur yang mampu mempertahankan satu kesatuan KNPI di tengah maraknya perpecahan organisasi kepemudaan di daerah lain.
Dalam sambutannya di hadapan peserta Diklatpur KOKAM, Basuki menegaskan bahwa dinamika organisasi yang sehat adalah kawah candradimuka untuk mencetak pemimpin yang berorientasi pada kemaslahatan umat, bukan keuntungan pribadi.
“Pengalaman berorganisasi adalah investasi tak ternilai bagi masa depan. Mentalitas aktivis tidak dibentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang membangun jejaring dan kepekaan sosial—sebuah gaya hidup yang telah mendarah daging sejak kecil,” ujar Basuki.
Ia berharap kegiatan perkaderan seperti ini dapat terus melahirkan pemimpin muda yang tangguh, berintegritas, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menyiapkan generasi muda Muhammadiyah yang siap berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa.Red (A.S)












